Baca Allah Bersifat Mukhalafatu lil Hawaditsi
Kita iktikadkan bahwa Allah Ta’ala itu tidak berhajat kepada segala sesuatu (qiyamu binafsihi). Allah tidak berhajat kepada tempat dan kediaman serta tidak kepada segala makhluk sekali-kali. Namun, segala sesuatu yang berhajat kepada-Nya. Allah Mahakaya dari tiap-tiap sesuatu. Sebab, jika Dia berhajat kepada selainnya berarti Dia lemah. Apabila Ia lemah maka tidak mungkin ada makhluk.
Dalil akalnya adalah alam ini. Dalil naqalnya “Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (QS. Muhammad: 38).
Maka mustahil atas Allah Ta’ala itu bersifat lawanannya yaitu berhajat kepada sesuatu dari sekalian yang baharu (yahtaju ila syaiin minal hawaditsi). Maka patut bagi mukmin bahwa ia menyatakan hajatnya dan fakirnya kepada Allah.
Baca Allah Bersifat Wahdaniyah
Kita iktikadkan bahwa Allah Ta’ala itu tidak berhajat kepada segala sesuatu (qiyamu binafsihi). Allah tidak berhajat kepada tempat dan kediaman serta tidak kepada segala makhluk sekali-kali. Namun, segala sesuatu yang berhajat kepada-Nya. Allah Mahakaya dari tiap-tiap sesuatu. Sebab, jika Dia berhajat kepada selainnya berarti Dia lemah. Apabila Ia lemah maka tidak mungkin ada makhluk.
Dalil akalnya adalah alam ini. Dalil naqalnya “Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (QS. Muhammad: 38).
Maka mustahil atas Allah Ta’ala itu bersifat lawanannya yaitu berhajat kepada sesuatu dari sekalian yang baharu (yahtaju ila syaiin minal hawaditsi). Maka patut bagi mukmin bahwa ia menyatakan hajatnya dan fakirnya kepada Allah.
Baca Allah Bersifat Wahdaniyah
Bagikan ke WhatsApp
0 Response to "Allah Bersifat Qiyamuhu Binafsihi"
Post a Comment